BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Salah satunya sebagai media yang berfungsi menjadikan
manusia lebih baik dari sebelumnya. Peran penting lainnya adalah untuk
memenusiakan manusia.
Akan tetapi, pada kenyataaan sebagian
orang hanya memahami secara garis besar hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan. Beberapa hanya mengetahui
pendidikan sebagai sarana belajar, terutama sarana belajar dalam bidang
akademis. Sehingga pengertian pendidikan secara mendasar kurang dipahami.
Maka dari penulisan makalah ini, dapat
diketahui pengertian pendidikan secara mendasar, baik pengertian secaraa luas
atau sempit. Selain itu dibahas pengertian pendidikan baerdasarkan pandekatan
ilmiah dan pendekatan sistem.
B. Rumusan
Masalah
Supaya dalam pembahasan
dan penulisan makalah ini lebih terarah dan mudah untuk dipahami, maka penulis
merumuskan masalah-masalah,yaitu sebagai berikut :
1. Apa
pengertian pendidikan dalam arti luas?
2. Apa
pengertian pendidikan dalam ati sempit?
3. Apa
pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah?
4. Apa
pengertian pendidikan berdasarkan sistem?
C. Tujuan
Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah yaitu:
1.
Mengetahui
pengertian pendidikan dalam arti luas?
2.
Menetahui pengertian pendidikan dalam ati sempit?
3.
mengetahui pengertian
pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah?
5. Mengetahui
pengertian pendidikan berdasarkan sistem?
D.
Ruang Lingkup
Pembuatan makalah yang penulis lakukan
hanya difokuskan pada pengertian pendidikan secara mendasar baik secara luas
dan sempit, pengertian pendidikan berdasarkan pendekatan ilmiah, pengertian
pendidikan berdasarkan sistem.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
pendidikan dalam arrti sempit
Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik baik di keluarga, sekolah maupun di masyarakat.Namun
pendidikan dalam arti sempit sering diartikan sekolah (pengajaran yang di
selenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang
di upayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar
mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka). Dalam arti sempit, pendidikan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan dalam arti sempit
ditentukan oleh pihak luar individu peserta didik. Sebagaimana kita maklumi,
tujuan pendidikan suatu sekolah atau tujuan pendidikan suatu kegiatan
belajar-mengajar di sekolah tidak dirumuskan dan ditetapkan oleh para siswanya.
2. Lamanya waktu pendidikan bagi setiap
individu dalam masyarakat cukup bervariasi, mungkin kurang atau sama dengan
enam tahun, sembilan tahun bahkan lebih dari itu. Namun demikian terdapat titik
terminal pendidikan yang ditetapkan dalam satuan waktu.
Pendidikan dilaksanakan di sekolah atau di
dalam lingkungan khusus yang diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam
konteks program pendidikan sekolah. Dalam pengertian sempit, pendidikan
hanyalah bagi mereka yang menjadi peserta didik (siswa/mahasiswa) dari suatu
lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi). Pendidikan dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar yang terprogram dan bersifat formal atau
disengaja untuk pendidikan dan terkontrol. Dalam pengertian sempit, pendidik bagi
para siswa terbatas pada pendidik profesional atau guru.
1. Setiap disiplin ilmu memiliki objek
formal yang berbeda.
a. hasil studi terhadap objek formalnya
masing-masing, setiap disiplin ilmu menghasilkan perbedaan pula mengenai konsep
atau definisi yang identik dengan pendidikan.
b. Berdasarkan pendekatan sosiologi,
pendidikan identik dengan sosialisasi (socialization).
c. Berdasarkan pendekatan antropologi,
pendidikan identik dengan enkulturasi (enculturation).
d. Berdasarkan pendekatan ekonomi,
pendidikan identik dengan penanaman modal pada diri manusia (human investment).
e. Berdasarkan pendekatan politik,
pendidikan identik dengan civilisasi (civilization).
f. Berdasarkan pendekatan psikologis,
pendidikan identik dengan personalisasi atau individualisasi (personalization
atau inividualization).
g. Berdasarkan pendekatan biologi,
pendidikan identik dengan adaptasi (adaptation).
B.
Pengertian pendidikan dalam arti luas
Sedangkan pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi
antara manusia sebagai individu/ pribadi dan lingkungan alam semesta,
lingkungan sosial, masyarakat, sosial-ekonomi, sosial-politik dan
sosial-budaya. Pendidikan dalam arti luas juga dapat diartikan hidup (segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu, suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir).
Jadi pendidikan dalam arti luas, hidup adalah pendidikan, dan pendidikan adalah
hidup (life is education, and education is life). Maksudnya bahwa pendidikan
adalah segala pengalaman hidup (belajar) dalam berbagai lingkungan yang
berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi pertumbuhan atau
perkembangan individu.
Dalam arti luas, pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Tujuan pendidikan sama dengan tujuan hidup individu, tidak
ditentukan oleh orang lain.
2.
Pendidikan berlangsung kapan pun, artinya berlangsung
sepanjang hayat (life long education). Karena itu pendidikan berlangsung dalam
konteks hubungan individu yang bersifat multi dimensi, baik dalam hubungan
individu dengan Tuhannya, sesama manusia, alam, bahkan dengan dirinya sendiri.
3.
Dalam hubungan yang besifat multi dimensi itu, pendidikan
berlangsung melalui berbagai bentuk kegiatan, tindakan, dan kejadian, baik yang
pada awalnya disengaja untuk pendidikan maupun yang tidak disengaja untuk
pendidikan.
4.
Berlangsung bagi siapa pun. Setiap individu anak-anak atau
pun orang dewasa, siswa/mahasiswa atau pun bukan siswa/ mahasiswa dididik atau
mendidik diri.
5.
Pendidikan berlangsung dimana pun. Pendidikan tidak terbatas
pada schooling saja. Pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah,
masyarakat, dan di dalam lingkungan alam dimana individu berada. Pendidik bagi
individu tidak terbatas pada pendidik profesional.
C. Pengertian pendidikan berdasarkan
pendekatan ilmiah
Pendidik karena kedudukannya, adalah
seorang pengambil keputusan. Setiap hari pada waktu melaksanakan proses
pendidikan , pendidik dihadapkan pada tugas mngambil keputusan tentang
bagaimana merencanakan pengalaman belajar, mengajar, membimbing mahasiswa,
mengorganisasi sistem sekolah, dan banyak lagi hal – hal yang lain.
1. Sumber-sumber pendidikan.
a. Pengalaman.
Pengalaman adalah sumber pengetahuan yang
telah banyak diketahui dan digunakan orang. Kearifan yang ditemukan dari
generasi ke generasi merupakan hasil dari pengalaman, apabila kita tidak
mengambil manfaat ari pengalaman itu mungkin kemajuan akan sangat terhambat.
Kemampuan untuk belajar dari pegalaman sering dianggap sebagai ciri utama dari
perilaku cerdas manusia. Meskipun demikian, sebagi sumber kebenaran, pengalaman
mempunyai keterbatasan. Hal ini karena ada tidaknya pengaruh suatu kejadian
terhadap seseorang akan bergantung kepada siapa orang itu. Kelemahan lain dari
pengalaman ialah bahwa sering kali seseorang perlu mengetahui hal – hal yang
tidak dapat dipelajari/diketahui lewat pengalamannya sendiri.
b. Otoritas
Otoritas atau wewenang sering dijadikan
orang dalam hal – hal yang sulit atau yang tidak mungkin diketahui melalui
pengalaman pribadi. Artinya, orang mencari jawab dari pertanyaan itu dari orang
lain yang telah mempunyai pengalaman dalam hal itu, atau yang telah mempunyai
sumber keahlian lainnya. Erat hubungannya dengan wewenang adalah kebiasaan dan
tradisi, yang kita jadikan pegangan guna menjawab pertanyaan yang ada
hubungannya dengan profesi kita maupun untuk memecahkan masalah sehari – hari.
c. Cara berfikir deduktif
Cara berpikir deduktif dapat dirumuskan
sebagai suatu proses berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum
ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal
ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang
terdiri atas :
1) Dasar
pemikiran utama premis mayor
2) Dasar
pemikiran kedua (premis minor)
3) Kesimpulan
Contoh silogisme
:
Premis pertama:
Semua manusia adalah makhluk hidup (dasar pemikiran utama)
Premis
kedua : Socrates adalah seorang manusia
(dasar pemikiran kedua) oleh karena itu
Kesimpulan : Socrates adalah makhluk hidup
d.
Cara berfikir induktif
Kesimpulan yang berasal dari cara berpikir
deduktif hanya benar apabila premis yang menjadi dasar kesimpulan itu benar.
Francis Bacon (1561-1626), berpendapat bahwa para pemikir hendaknya tidak
merendahkan diri begitu saja dengan menerima premis orang yang punya otoritas
sebagai kebenaran mutlak. Bacon menyatakan agar para pencari kebenaran
mengamati alam secara langsung dan membersihkan pikiran dari purbasangka dan
gagasan-gagasan yang telah terbentuk sebelumnya, yang disebutnya sebagai
“pujaan” (idol).
Menurut sistem Bacon, pengamatan dilakukan
pada kejadian-kejadian tertentu di dalam kelas. Kemudian, berdasarkan
kejadian-kejadian yang diamati tersebut, ditarik kesimpulan-kesimpulan tentang
seluruh kelas. Pendekatan ini dikenal sebagai cara berpikir induktif.
e. Pendekatan ilmiyah
Pendekatan ilmiah biasanya dilukiskan
sebagai proses dimana penyelidikan secara induktif bertolak dari pengamatan
mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif peneliti bergerak dari
hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Mereka menarik kesimpulan
mengenai kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan yang
diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini
sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima dengan data empiris (yang
dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis itu dapat diterima
atau ditolak.
Langkah-langkah
dalam pendekatan ilmiah:
1) Perumusan
masalah
Penyelidikan ilmiah bermula dari suatu
masalah atau persoalan yang memerlukan pemecahan. Agar dapat diselidiki secara
ilmiah, suatu persoalan harus mempunyai satu ciri penting: persoalan tersebut
harus dapat dirumuskan sedemikian rupa, sehingga dapat dijawab dengan
pengamatan dan percobaan di dunia ini. Persoalan-persolan yang menyangkut
pilihan atau nilai-nilai tidak dapat dijawab atas dasar informasi faktual
belaka.
2) Pengajuan hipotesis
Langkah berikutnya adalah merumuskan
hipotesis yang merupakan penjelasan sementara tentang masalah itu. Tahap ini
mengharuskan penelitian membaca bacaan yang berkaitan dengan masalah itu dan
berpikir lebih mendalam lagi.
3) Cara berfikir induktif
Melalui proses berpikir deduktif,
implikasi hipotesis yang diajukan itu, yaitu apa yang akan dapat diamati jika
hipotesis tersebut benar ditetapkan.
4) Pengumpulan
analisis data
Hipotesis atau lebih tepatnya implikasi
yang diperoleh melalui deduksi, diuji dengan jalan mengumpulkan data yang ada
hubungannya dengan masalah yang diselidiki melalui pengamatan, tes dan
eksperimentasi.
5) Penerimaan
atau penolakan hipotesis
Setelah data dikumpulkan, maka hasilnya
dianalisis untuk menetapkan apakah penyelidikan memberikan bukti-bukti yang
mendukung hipotesis atau tidak.
Contoh
pendekatan ilmiah :
Ada
dua macam logika yang dipergunakan disini, yaitu deduktif dan induktif.
Kesimpulan induktif dimulai dengan pengamatan mesin sehingga sampai pada
kesimpulan umum. Misalnya, jika sepeda motor itu melintasi gundukan tanah
kemudian mesinnya mogok, melintasi gundukan tanah lainnya kemudian mogok lagi,
dan ketika melintasi gundukan tanah lainnya kemudian mogok lagi, sedangkan
ketika melintasi jalan panjang yang halus, mesin tidak mengalami kemacetan
tetapi ketika melintasi gundukan tanah yang keempat mesin itu mogok lagi, maka
secara logis orang dapat menyimpulkan bahwa mesin itu disebabkan oleh gundukan
tanah. Itulah induksi : cara berpikir berdasarkan pengalaman – pengalaman
khusus menuju kebenaran umum. Sedangkan deduktif adalah sebaliknya.
Pemecahan
masalah yang terlalu rumit bagi orang awam dicapai melalui deretan panjang
kesimpulan-kesimpulan induktif dan deduktif yang menyelip diantara pengamatan
mesin dan ingatan akan urutan mesin yang terdapat di dalam buku pedoman. Proses
yang benar bagi jalinan ini dirumuskan sebagai metode ilmiah.
Pernyataan-pernyataan
logis yang dimasukkan ke dalam buku catatan dibagi menjadi:
1) Pengungkapan
masalah
2)
Hipotesis mengenai
sebab masalah tersebut
3)
Percobaan-percobaan
yang dirancang untuk menguji tiap-tiap hipotesis
4)
Hasil-hasil percobaan
yang diramalkan
5)
Hasil-hasil percobaan
yang dinikmati
6) Kesimpulan
yang ditarik dari hasil-hasil percobaan tersebut
Tujuan metode
ilmiah yang sebenarnya ialah untuk meyakinkan seseorang bahwa Alam tidak
menyesatkan, sehingga tak seorangpun merasa mengetahui sesuatu yang sebenarnya
tidak diketahuinya.
Pendekatan
yang berhati-hati terhadap pertanyaan-pertanyaan awal ini menjaga agar tidak
dilakukan kesalahan pokok yang dapat mengakibatkan kerja tambahan selama
berminggu-minggu atau bahkan dapat membuat seseorang terhenti sama sekali.
Karena itu, maka pertanyaan-pertanyaan ilmiah sering tampak mengada-ada.
Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dengan maksud mencegah terjadinya
kesalahan-kesalahan yang parah di kemudian hari.
D.
Pengertian Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem
Pengertian pendidikan sebagai sebuah
sistem adalah pendidikan sebagai suatu keseluruhan, baik teori mengenai sistem
hingga sistem pendidikan nasional dan sekolah (Suparlan: 2008). Menurut
Banathy, teori sistem adalah suatu ekspresi yang terorganisir dari rangkaian
berbagai konsep dan prinsip yang saling terkait yang berlaku untuk semua
sistem. Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sebuah sistem
yaitu:
1. Pendekatan Prosedur
Pendekatan sistem
yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2. Pendekatan Komponen atau Elemen.
Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada komponen atau elemen sehingga sistem sebagai
sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan.
Sistem memiliki klasifikasi yang
dapat membedakan sistem yang satu dengan sistem yang lain, klasifikasi dari
sistem sebagai berikut:
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik.
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berisi
gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang berisi gagasan tentang
hubungan manusia dan tuhan. Sedangkan sistem fisik (physical system)
adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer, sistem
sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.
2. Sistem Deterministik dan Sistem
Probabilisti.
Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu sistem
yang operasinya dapat diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer.
Sedangkan sistem probabilistik (probabilistic system) adalah sistem yang
tak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas, misalnya
sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-rata dan waktu untuk
memulihkan jumlah sediaan dapat ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak
dapat ditentukan dengan pasti.
3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem
tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak bertukar materi,
informasi, atau energi dengan lingkungan, dengan kata lain sistem ini tidak
berinteraksi dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam
tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah
sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan,
misalnya sistem perusahaan dagang.
4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan
Manusia
Sistem
Alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi karena alam,
misalnya sistem tata surya. Sedangkan sistem buatan manusia (human made
system) adalah sistem yang dibuat oleh manusia, misalnya sistem komputer.
5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem
sederhana (misalnya sepeda) dan sistem kompleks (misalnya otak manusia).
Konsep dasar sistem secara umum
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Komponen-komponen sistem saling
berhubungan satu sama.
- Suatu
keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukannya.
- Bersama-sama
dalam mencapai tujuan.
- Memiliki
input dan output.
- Terdapat
proses yang merubah input menjadi output.
- Terdapat
aturan
- Terdapat
subsistem yang lebih kecil.
- Terdapat
deferensiasi antar subsistem.
- Terdapat
tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan
unsur-unsur dari pembentukan sebuah sistem. Berikut ini karakteristik sistem
yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang lain.
- Tujuan
(goal): Setiap sistem memiliki tujuan (goal) apakah hanya
satu atau mungkin banyak dan tujuan antara satu sistem dengan sistem yang
lain berbeda. Tujuan inilah yang menjadi pendorong yang mengarahkan sistem
bekerja. Tanpa tujuan yang jelas, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali.
- Komponen
(component): Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang
mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen
ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
- Penghubung
(interface): Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya
bertemu atau berinteraksi.
- Batasan
(boundary): Penggambaran dari suatu elemen atau unsur yang termasuk
didalam sistem dan yang diluar sistem.
- Lingkungan
(environment): Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang
menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu sistem.
Pendekatan sistem merupakan suatu metode ilmiah, dimana proses
pencapaian hasil atau tujuan logis dari pemecahan masalah dilakukan
dengan cara efektif dan efisien. Menurut Reigeluth, pendekatan sistem adalah
transaksi dari suatu urutan logis dari operasi untuk tujuan mengubah satu atau
lebih faktor dalam suatu sistem. Penerapan pendekatan sistem ini dapat membantu
mencapai suatu efek sinergitis dimana tindakan-tindakan berbagai bagian yang
berbeda dari sistem tersebut bila dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih
besar dibandingkan terpisah bagian demi bagian. Jadi, pendekatan sistem
merupakan aplikasi pandangan sistem (system view or system thinking)
dalam upaya memahami sesuatu atau untuk memecahkan suatu permasalahan secara
lebih efektif dan efisien.
Pendekatan
sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisik (misalnya: sistem tata
surya, rakitan mesin), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya:
jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan
analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola
nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis
sistem fisik dan sistem biotis, sistem sosial seperti sistem pendidikan pada
umumnya bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian di luar sistem (rentan terhadap pengaruh luar). Sebagai
contoh, sistem persekolah yang mudah dipengaruhi oleh situasi/trend di
masyarakat dan kebijakan pemerintah. Karakter sistem pendidikan yang bersifat
terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih
kritis dan kreatif dalam mencari alternatif pengembangan secara
berkesinambungan.
Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang
dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan
analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi
suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan
tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut,
serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya. Keuntungan yang
diperoleh apabila pendekatan sistem ini dilaksanakan antara lain :
- Jenis dan jumlah masukan dapat
diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga penghamburan sumber, tata
cara dan kesanggupan yang sifatnya terbatas akan dapat dihindari.
- Proses yang dilaksanakan dapat
diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan
kegiatan yang tidak diperlukan.
- Keluaran yang dihasilkan dapat
lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat dan objektif.
- Umpan balik dapat diperoleh
pada setiap tahap pelaksanaan program. Jadi berbagai kemungkinan yang
tersedia dapat diperhitungkan, sehingga tidak ada yang luput dari
perhatian. Sekalipun demikian bukan berarti pendekatan sistem tidak
mempunyai kelemahan, salah satu kelemahan yang penting adalah dapat
terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan
pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan
dapat diselesaikan.
Dalam pendekatan sistem upaya pemecahan masalah secara menyeluruh
dilakukan dengan analisa sistem. Ada banyak batasan tentang analisa sistem,
beberapa di antaranya:
1. Analisa sistem adalah proses untuk
menentukan hubungan yang ada dan relevansi antara beberapa komponen (subsistem)
dari suatu sistem yang ada.
- Analisa sistem adalah suatu
cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada, dilakukan
pengumpulan pelbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan
pelbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraian, sehingga membantu
administrator dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu analisa
sistem yang baik adalah :
1. Tentukan input dan output dasar
dari sistem.
2. Tentukan proses yang dilakukan di
tiap-tiap tahap.
3. Rancang perbaikan sistem dan lakukan
pengujian dengan :
- Fersibility : cari yang memungkinkan
- Viability : kelangsungan
- Cost : cari yang harganya murah/terjangkau
- Effectiveness : dengan input yang sedikit, output
besar.
4.
Buat rencana kerja dan penunjukkan tenaga.
5. Implementasikan dan penilaian terhadap sistem yang baru.
Pendekatan
sistem adalah satu kesatuan dalam:
1.
a way of thinking (filsafat sistem), yaitu sebuah paradigma baru dari
persepsi dan penjelasan, yang diwujudkan dalam gabungan, berpikir holistik,
tujuan-mencari, hubungan sebab akibat, dan proses-penyelidikan yang fokus
dengan titik sasaran dapat menggambarkan suatu rancang bangun atau unsur
pendekatan sistem yang akan bermanfaat dan mudah diaplikasikan pada tugas-tugas
manajerial dalam konteks merumuskan strategi.
2.
a method or technique of analysis (analisis sistem), yaitu pengamatan
dan pemeriksaan fenomena yang berhubungan untuk tujuan memahami cara
berinteraksi dari beberapa faktor dan mempengaruhi kinerja sebuah sistem dalam
periode waktu yang lama (Reigeluth). Analisis sistem menekankan pada metode
berfikir dan bekerja mengenai bagaimana menggunakan sumber-sumber yang tersedia
secara optimal atau pendekatan yang bermanfaat pada proses pengambilan
keputusan baik yang dilakukan pada tingkat manajerial maupun operasional.
3.
a managerial style (manajemen sistem), yaitu menekankan pada metode
berfikir dan bekerja dengan titik sasaran pada upaya pencarian manfaat.
Manajemen sistem menggunakan metode sintesis (memadukan semua unsur dalam satu
kesatuan), untuk mengintegrasikan operasi kerja melalui perencanaan operasional
sehingga jaringan hubungan antar komponen menjadi jelas atau pendekatan yang
berguna dalam pengelolaan organisasi-organisasi besar terutama dalam
pengelolaan fungsi, proyek, atau program-program.
Salah satu model sistem yang sangat umum
adalah model ”masukan-proses-hasil”, dimana antara masukan dan hasil terdapat
sebuah proses yang memiliki banyak komponen yang saling bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang sama. Sistem Pendidikan Nasional juga merupakan sebuah
sistem yang kompleks, dimana sumber-sumber masukan dari masyarakat ke dalam
sistem pendidikan nasional dapat berupa informasi, energi atau tenaga dan
bahan-bahan.
Hal ini dapat tergambar dari Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional di bawah
ini:
Terdapat dua jenis masukan dalam
bentuk informasi, yaitu informasi produk dan informasi operasional. Informasi
produk berupa kualitas dan kuantitas peserta didik. Kualitas peserta didik
meliputi identitas, latar belakang keluarga (termasuk sosial ekonomi),
kemampuan, minat, dan sebagainya. Kuantitas peserta didik menyangkut jumlah
keseluruhan peserta didik dalam umur siap sekolah dan mempunyai kebutuhan untuk
mengikuti kegiatan pendidikan. Jumlah keseluruhan peserta didik tersebut
menurut kesatuan wilayah baik provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.
Sedangkan informasi operasional berupa sumber daya kependidikan,
penghasilan nasional, penghasilan perkapita, ilmu, seni, teknologi, cita-cita
nasional dan segala barang dan peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan
pendidikan. Di samping itu, juga termasuk informasi lingkungan meliputi sistem
bio-sosial, sistem sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik.
Adapun masukan dalam bentuk energi atau tenaga adalah energi manusia
yang meliputi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan baik
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan. Di samping itu, diperlukan
energi bukan manusia berupa listrik, gas, bensin, dan sebagainya yang dapat
dipergunakan sebagai peralatan pendidikan dan administratif dalam melancarkan
operasional pendidikan dan administrasi.
Masukan
berupa bahan-bahan adalah sumber-sumber Sistem Pendidikan Nasional non-manusia
seperti kurikulum, buku pelajaran, sarana dan prasarana pendidikan dan
administrasi, teknologi pendidikan, bangunan dan sebagainya. Di samping itu,
termasuk masukan berupa penghasilan nasional dan penghasilan per kapita yang
tersedia untuk membiayai seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Selanjutnya,
proses dalam sistem pendidikan nasional meliputi komponen-komponen sebagai
berikut:
- Tujuan pendidikan, yaitu
sesuatu hal yang diharapkan dapat dicapai sepanjang proses. Tujuan pada
akhir keseluruhan proses adalah tujuan umum atau tujuan nasional
pendidikan. Sedangkan untuk sampai pada akhir proses, terdapat sederatan
tujuan yang disebut tujuan khusus. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai
pengarah operasional kegiatan pendidikan.
- Organisasi Pendidikan, yaitu
keseluruhan tatanan hubungan antar bagian-bagian dan antar unsur-unsur
dalam sebuah kesatuan sistem pendidikan nasional.
- Masa Pendidikan, yaitu jangka
waktu kelangsungan seluruh kegiatan di sebuah satuan pendidikan.
- Prasarana Pendidikan, yaitu
segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya proses pendidikan
dalam sistem pendidikan nasional.
- Sarana Pendidikan, yaitu segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan dan membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses
pendidikan.
- Isi Pendidikan, yaitu semua hal
atau pengalaman yang perlu dipelajari oleh peserta didik.
- Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan dan
pelaksanaan pendidikan (guru, pustakawan, teknolog pendidikan, dan
sebagainya).
- Peserta didik, yaitu semua
anak, remaja, dan orang dewasa yang terlibat dalam proses pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa
pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi karena
kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan
diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini
dialami oleh semua manusia dari semua golongan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,
Ngalim.1958.Ilmu Pendidikan.Bandung:Remadja
Karya.
fourseasonnews.blogspot.com/.../pengertian-pendidikan-secara-umum.html
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/.../LPPOLRI.pdf